Thursday, February 2, 2017

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)



Bab II
Pembahasan
A.      Pengertian
Penelitian tindak kelas (PTK) berkaitan erat dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional[1] PTK berupaya meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme guru dalam menunaikan tugasnya.
Dalam literatur berbahasa inggris, PTK dikenal dengan istilah classroom action research, yang disingkat CAR. PTK atau CAR menjadi perhatian bagi para ahli pendidikan didunia, seiring dengan perubahan pola pandang masyarakat terhadap tugas pendidikan sebagai profesi yang tidak lagi inferior. Para praktisi pendidikan dunia berupaya memosisikan pekerjaan guru sebagai profesi yang sejajar dengan profesi-profesi yang lainnya. Kalau dahulu guru dinggap sebagai semiprofesi, saat ini pekerjaan guru sedang digiring untuk menjadi profesi yang seutuhnya.
Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Action research pada hakikatnya marupaka rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-....”, yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah tersebut terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua diantaranya adalah individual action research dan  collaborative action research (CAR). Jadi, CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research ; keduanya merujuk pada hal yang sama.
Action research  termasuk penelitian kualitatif walaupun datan yang dikumpulkan bisa saja berbentuk kuantitatif. Action research  berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual, dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Sekalipun demikian, hasil action research dapat saja ditetapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan peneliti.



Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel berikut :
Penelitian formal
Classroom action research
Dilakukan oleh orang lain.
Dilakukan oleh guru atau dosen.
Sampel harus representatif.
Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan.
Instrumen harus valid dan reliabel.
Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan.
Menurut penggunaan analisis statistik.
Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit.
Mempersyaratkan hipotesis.
Tidak selalu menggunakan hipotesis.
Mengembangkan teori.
Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.

Selain alasan diatas, PTK diperhatikan oleh para peneliti sebab penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar dikelas.
Penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah meneliti kegiatannya dikelas-dengan melibatkan siswanya melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi guru akan memperoleh umpan balik (feedback) yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, seoran guru dapat membuktikan apakah suatu teori belajar-mengajar dapat diterapkan dengan baik di kelas yang ia miliki atau tidak? Apabila ada teori yang tidak cocok, ia harus segera menggantinya dengan teori yang lebih cocok lagi.
Dalam PTK, seorang guru dapat menyaksikan, merasakan, mencermati, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efek (efektif) atau tidak? Oleh sebab itu, ketika seorang guru mengetahui- tentunya pengamatan serius dan cermat-bahwa penugasan siswa yang ketat tidak menghasilkan apa-apa pada siswa, kecuali stres, dia bisa mengganti penugasan tersebut dengan cara yang lebih baik. Penggantian ini harus didasari oleh hasil pengamatan atau penelitian. Sebaliknya, apalagi seorang guru menemukan bahwa praktik dan metode pembelajaran yang diberikannya kepada siswa menghasilkan efek yang positif, ia dapat mempertahankannya.
Kelas yang dimaksud dalam istilah PTK , tidak hanya dalam pengertian ruangan tertutup. Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Oleh karena itu, PTK dapat juga dilakukan ketika siswa sedang mengikuti karya wisata, kegiatan di laboratorium, atau di mana saja ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Semua komponen dalam sebuah kelas dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini. Komponen tersebut diantaranya siswa, guru, materi pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan pengelolaan pembelajaran, serta sebagainya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan dilaksanakannya PTK, di antaranya meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau pengajaran-peneliti itu sendiri sehingga tidak ada lagi permasalahan di kelas.

B.       Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 
Pada dasarnya, semua jenis penelitian merupakan upaya memecahkan persoalan (problem solving). Begitu pula, dengan PTK yang berupaya memecahkan permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, Walaupun begitu, PTK memiliki karakteristik tersendiri, yaitu problem yang menjadi objek penelitian berangkat dari problem pembelajaran sehari-hari yang dihadapai oleh guru. Problem tersebut dinilai oleh guru sebagai penghalang terhadap kelancaran dan keefektifan belajar mengajar. Dengan demikian, PTK dapat dilaksanakan apabila guru merasakan dan menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan hasil pembelajaran yang ia laksanakan.
Karakteristik PTK yang paling jelas dan khas – membedakan PTK dari penelitian yang lainnya adalah adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaikiproses belajar mengajar dikelas. Jadi, PTK bukan penelitian sekedar ingin tahu.
Contohnya adalah “ ketika seorang guru meneliti kebiasaan beberapa siswa yang sering bolos dan mengetahui bahwa penyebab bolosnya siswa adalah siswa tersebut pada jam tertentu harus ikut berjualan di pasar membantu orangtuanya, guru harus melakukan tindakan tertentu, seperti berbicara kepada orangtuanya.
Jadi, karakteritik PTK yang paling jelas adalah penelitian ini bukan sekedar ingin mengetahui persoalan, tetapi mencari solusi persoalan dalam rangka memperbaiki keadaan pembelajaran.
Menurut Richart Winter, ada enam karakteriskit PTK, yaitu :
1.        Kritik refleksi : salah satu di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan PTK khususnya adalah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi.
2.        Kritik dialektis : dengan adanya kritik dialektif, diharapkan peneliti bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya.
3.        Kolaboratif : di dalam PTK diperlukan kerja sama dengan pihak lain, seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, peserta didik, dan sebagainya.
4.        Risiko : peneliti harus berani mengambil risiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Risiko yang mungkin ada seperti (a) melesetnya hipotesis; dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan transformasi.
5.        Susunan jamak : PTK memiliki struktur jamak karena penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi, atau kolaboratif.
6.        Internalisasi dan praktik : menurut pandangan para ahli PTK bahwa teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan, tetapi keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.    

C.       Tujuan Penelitian Tindakan Kelas.   
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) adalah meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Disebutkan bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru dikelasnya, dan bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[2]
Berkenaan dengan tujuan, PTK erupakan salah satu cara strategis bagi guru untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan. McNiff, menyebutkan bahwa dasar utama dilaksanakan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan.[3]
Tujuan PTK dapak dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan pembelajaran dikelas. PTK harus difokuskan pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh seorang guru, kemudian dicoba dan dievaluasi, apakah tinakan-tindakan alternatif dapat digunakan atau tidak terhadap masalah yang sedang dihadapinya dalam kegiatan pembelajaran.
Malalui PTK, seorang guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran secara reflektif.
D.       Manfaat Tindakan Penelitian Tindakan Kelas.
Manfaat PTK terkait denga komponen pembelajan, yaitu inovasi pembelajaran;
1.      Manfaat PTK dalam Aspek Iovasi Pembelajaran.
Novasi pembelajaran adalah upaya guru dalam mengubah, mengebangkan dan meningkatkan gaya mengajar agar memperoleh model pembelajaran yang sesuai denga tuntutan kelasnya.
2.      Manfaat PTK dalam Aspek Pengembangan Kurikulum.
Dalam aspek pengembangan kurikulum, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru yang bertanggung jawab dalam pengembangan kurikulum tersebut. 
3.      Mannfaat PTK dalam aspek profesionalisme guru.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yang dapat digunkan guru untuk memahami apa yang terjadi didalam kelas, kemudian meningkatkannya kearah perbaikansecara profesional.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah:
1.            Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika pelajaran dikelasnya
2.            Guru menjadi reflekif dan kritis terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya dan muridnya.
3.            Meningkatkan kinerja guru.
4.            Dengan tahapan – tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajarannya melalui kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelas (aktual dan manual).
5.            PTK tidak mengganggu tugas pokok karena terintegrasi antara tugas pokok dalam proses pembelajaran dan kerja penelitian.
6.            PTK membuat guru lebih kreatif, dan inovatif. Selalu memperhatikan kelemahan dan berupaya  mencari solusi.

E.           Penerapan Penelitian Tindakan Kelas.
Penerapan penelitian tindakan kelas bisa dilakukan oleh guru, apabila dia merasa tidak puas terhadap praktik belajar yang telah dilakukannya. Sebaliknya, apabila seorang guru telah merasa puas dengan apa yang ia lakukn dalam proses pebelajaran dikelasnya, walaupun kenyataannya masih banyak kekurangan dan hambatan, sulit baginya untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
PTK bisa dilakukan oleh guru, apabila dia mengakui kelemahan pada dirinya. Kelemahan akan terbaca dengan sendirinya, apabila ia mampu merefleksi, merenung, dan me-review terhadap apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dikelasnya.
McNiff, seperti dikutip oleh suyatno, menyebutkan beberapa petunjuk praktis agar PTK bisa dilakukan oleh guru. Yaitu :
1.      Berangkat dari persoalan yang kecil
2.      Rencanakan penelitian tindakan secara cermat
3.      Susunlah jadwal yang realistik
4.      Libatkan pihak lain
5.      Informasi harus sampai pada pihak lain yang terkait
6.      Ciptakan sistem umpan balik
7.      Buatlah jadwal penulisan hasil penelitian
F.            Konsep Dasar Penelitian Tindak Kelas.
Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kajian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.
 [4]Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.
Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan kedalam tiga area yaitu : (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.
Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas.
Menurut Suharsimi[5] PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “penelitian” + “tindakan” + “kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian : kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.
Tindakan : suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakn dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.
Kelas : sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruang kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar di tempat lain dibawah arahan guru.
Berdasarkan pengertian diatas, komponen yang terdapat didalam sebuah kelas yang dapat sasaran PTK adalah sebagai berikut :
1.      Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa ang dapat menjadi sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, ketrampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan maslah dan lain-lain.
2.      Guru, dapat dicermati ketika yag bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan sebagainya.
3.      Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan kepada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.
4.      Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dengan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu. Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5.      Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilkukan serta unsur lain dalam peroses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku belajar siswa itu sendiri.
6.      Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun lingkungan siswa dirumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
7.      Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar serta guru guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Masalah belajar siswa disekolah.
2.      Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.
3.      Pengelolaan dan pengendalian.
4.      Desain dan strategi pembelajaran di kelas.
5.      Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai.
6.      Alat bantu, media dan sumber belajar.
7.      Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
8.      Masalah kurikulum.
Berdasarkan permasalahannya, seorang guru akan dapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi dikelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar didalam kelas dan sebagai pendidik bagi semua peserta didiknya, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru dilapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. 
   

    




[1] Suyanto, 1997 : 4
[2] W.R. Borg, seperti dikutip oleh Suyatno (1997 : 8)
[3] Suyatno, 1997
[4] Kemmis (1988)
[5] Suharsimi (2002)

No comments:

Post a Comment