Bab II
Pembahasan
A.
Pengertian
Penelitian tindak kelas (PTK) berkaitan erat dengan persoalan
praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Penelitian tindakan
kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional[1] PTK
berupaya meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme guru dalam menunaikan
tugasnya.
Dalam literatur berbahasa inggris, PTK dikenal dengan istilah classroom
action research, yang disingkat CAR. PTK atau CAR menjadi perhatian bagi
para ahli pendidikan didunia, seiring dengan perubahan pola pandang masyarakat
terhadap tugas pendidikan sebagai profesi yang tidak lagi inferior. Para
praktisi pendidikan dunia berupaya memosisikan pekerjaan guru sebagai profesi
yang sejajar dengan profesi-profesi yang lainnya. Kalau dahulu guru dinggap
sebagai semiprofesi, saat ini pekerjaan guru sedang digiring untuk menjadi
profesi yang seutuhnya.
Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas.
Action research pada hakikatnya marupaka rangkaian
“riset-tindakan-riset-tindakan-....”, yang dilakukan secara siklik dalam rangka
memecahkan masalah sampai masalah tersebut terpecahkan. Ada beberapa jenis
action research, dua diantaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi,
CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative
action research ; keduanya merujuk pada hal yang sama.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun datan
yang dikumpulkan bisa saja berbentuk kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang
bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action
research lebih bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual, dan
hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Sekalipun demikian, hasil action
research dapat saja ditetapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang
mirip dengan peneliti.
Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action
research disajikan dalam tabel berikut :
Penelitian formal
|
Classroom action research
|
Dilakukan oleh orang lain.
|
Dilakukan oleh guru atau dosen.
|
Sampel harus representatif.
|
Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan.
|
Instrumen harus valid dan reliabel.
|
Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan.
|
Menurut penggunaan analisis statistik.
|
Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit.
|
Mempersyaratkan hipotesis.
|
Tidak selalu menggunakan hipotesis.
|
Mengembangkan teori.
|
Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.
|
Selain alasan diatas, PTK diperhatikan oleh para peneliti sebab
penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar dikelas.
Penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah meneliti
kegiatannya dikelas-dengan melibatkan siswanya melalui tindakan-tindakan yang
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi guru akan memperoleh umpan balik
(feedback) yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, seoran guru dapat membuktikan apakah
suatu teori belajar-mengajar dapat diterapkan dengan baik di kelas yang ia
miliki atau tidak? Apabila ada teori yang tidak cocok, ia harus segera
menggantinya dengan teori yang lebih cocok lagi.
Dalam PTK, seorang guru dapat menyaksikan, merasakan, mencermati,
dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan
memiliki efek (efektif) atau tidak? Oleh sebab itu, ketika seorang guru
mengetahui- tentunya pengamatan serius dan cermat-bahwa penugasan siswa yang
ketat tidak menghasilkan apa-apa pada siswa, kecuali stres, dia bisa mengganti
penugasan tersebut dengan cara yang lebih baik. Penggantian ini harus didasari
oleh hasil pengamatan atau penelitian. Sebaliknya, apalagi seorang guru
menemukan bahwa praktik dan metode pembelajaran yang diberikannya kepada siswa
menghasilkan efek yang positif, ia dapat mempertahankannya.
Kelas yang dimaksud dalam istilah PTK , tidak hanya dalam
pengertian ruangan tertutup. Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok
peserta didik yang sedang belajar. Oleh karena itu, PTK dapat juga dilakukan
ketika siswa sedang mengikuti karya wisata, kegiatan di laboratorium, atau di
mana saja ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Semua komponen dalam sebuah kelas dapat dikaji melalui penelitian
tindakan kelas ini. Komponen tersebut diantaranya siswa, guru, materi
pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan pengelolaan
pembelajaran, serta sebagainya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan
guru sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai
penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas berupa kegiatan belajar
mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan
dilaksanakannya PTK, di antaranya meningkatkan kualitas pendidikan atau
pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau pengajaran-peneliti itu sendiri
sehingga tidak ada lagi permasalahan di kelas.
B.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pada dasarnya, semua jenis penelitian merupakan upaya memecahkan
persoalan (problem solving). Begitu pula, dengan PTK yang berupaya
memecahkan permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, Walaupun
begitu, PTK memiliki karakteristik tersendiri, yaitu problem yang menjadi objek
penelitian berangkat dari problem pembelajaran sehari-hari yang dihadapai oleh
guru. Problem tersebut dinilai oleh guru sebagai penghalang terhadap kelancaran
dan keefektifan belajar mengajar. Dengan demikian, PTK dapat dilaksanakan apabila
guru merasakan dan menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan hasil
pembelajaran yang ia laksanakan.
Karakteristik PTK yang paling jelas dan khas – membedakan PTK dari
penelitian yang lainnya adalah adanya tindakan-tindakan tertentu untuk
memperbaikiproses belajar mengajar dikelas. Jadi, PTK bukan penelitian sekedar ingin
tahu.
Contohnya adalah “ ketika seorang guru meneliti kebiasaan beberapa
siswa yang sering bolos dan mengetahui bahwa penyebab bolosnya siswa adalah
siswa tersebut pada jam tertentu harus ikut berjualan di pasar membantu
orangtuanya, guru harus melakukan tindakan tertentu, seperti berbicara kepada
orangtuanya.
Jadi, karakteritik PTK yang paling jelas adalah penelitian ini
bukan sekedar ingin mengetahui persoalan, tetapi mencari solusi persoalan dalam
rangka memperbaiki keadaan pembelajaran.
Menurut Richart Winter, ada enam karakteriskit PTK, yaitu :
1.
Kritik refleksi :
salah satu di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan PTK khususnya
adalah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan
kegiatan suatu aksi.
2.
Kritik dialektis :
dengan adanya kritik dialektif, diharapkan peneliti bersedia melakukan kritik
terhadap fenomena yang ditelitinya.
3.
Kolaboratif :
di dalam PTK diperlukan kerja sama dengan pihak lain, seperti atasan, sejawat
atau kolega, mahasiswa, peserta didik, dan sebagainya.
4.
Risiko : peneliti
harus berani mengambil risiko, terutama pada waktu proses penelitian
berlangsung. Risiko yang mungkin ada seperti (a) melesetnya hipotesis; dan (b)
adanya tuntutan untuk melakukan transformasi.
5.
Susunan jamak :
PTK memiliki struktur jamak karena penelitian ini bersifat dialektis,
reflektif, partisipasi, atau kolaboratif.
6.
Internalisasi dan praktik :
menurut pandangan para ahli PTK bahwa teori dan praktik bukan merupakan dua
dunia yang berlainan, tetapi keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang
saling bergantung dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
C.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas.
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK)
atau classroom action research (CAR) adalah meningkatkan dan memperbaiki
praktik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Disebutkan bahwa tujuan
utama penelitian tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan guru
berdasarkan persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru dikelasnya, dan
bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[2]
Berkenaan
dengan tujuan, PTK erupakan salah satu cara strategis bagi guru untuk
meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan. McNiff, menyebutkan bahwa
dasar utama dilaksanakan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan.[3]
Tujuan
PTK dapak dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam
memecahkan persoalan pembelajaran dikelas. PTK harus difokuskan pada
tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh seorang guru, kemudian
dicoba dan dievaluasi, apakah tinakan-tindakan alternatif dapat digunakan atau
tidak terhadap masalah yang sedang dihadapinya dalam kegiatan pembelajaran.
Malalui
PTK, seorang guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan
praktik pembelajaran secara reflektif.
D.
Manfaat Tindakan Penelitian Tindakan Kelas.
Manfaat PTK
terkait denga komponen pembelajan, yaitu inovasi pembelajaran;
1.
Manfaat PTK dalam Aspek Iovasi Pembelajaran.
Novasi
pembelajaran adalah upaya
guru dalam mengubah, mengebangkan dan meningkatkan gaya mengajar agar
memperoleh model pembelajaran yang sesuai denga tuntutan kelasnya.
2.
Manfaat PTK dalam Aspek Pengembangan Kurikulum.
Dalam
aspek pengembangan kurikulum, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru
yang bertanggung jawab dalam pengembangan kurikulum tersebut.
3.
Mannfaat PTK dalam aspek profesionalisme guru.
Penelitian
tindakan kelas merupakan salah satu media yang dapat digunkan guru untuk
memahami apa yang terjadi didalam kelas, kemudian meningkatkannya kearah
perbaikansecara profesional.
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah:
1.
Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika
pelajaran dikelasnya
2.
Guru menjadi reflekif dan kritis terhadap apa yang dilakukan oleh
dirinya dan muridnya.
3.
Meningkatkan kinerja guru.
4.
Dengan tahapan – tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses
pembelajarannya melalui kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelas
(aktual dan manual).
5.
PTK tidak mengganggu tugas pokok karena terintegrasi antara tugas
pokok dalam proses pembelajaran dan kerja penelitian.
6.
PTK membuat guru lebih kreatif, dan inovatif. Selalu memperhatikan
kelemahan dan berupaya mencari solusi.
E.
Penerapan Penelitian Tindakan Kelas.
Penerapan
penelitian tindakan kelas bisa dilakukan oleh guru, apabila dia merasa tidak
puas terhadap praktik belajar yang telah dilakukannya. Sebaliknya, apabila seorang guru telah
merasa puas dengan apa
yang ia lakukn dalam proses pebelajaran dikelasnya, walaupun kenyataannya masih
banyak kekurangan dan hambatan, sulit baginya untuk melakukan penelitian
tindakan kelas.
PTK bisa dilakukan oleh
guru, apabila dia mengakui kelemahan pada dirinya. Kelemahan akan terbaca
dengan sendirinya, apabila ia mampu merefleksi, merenung, dan me-review
terhadap apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dikelasnya.
McNiff,
seperti dikutip oleh suyatno, menyebutkan beberapa petunjuk praktis agar PTK
bisa dilakukan oleh guru. Yaitu :
1.
Berangkat dari persoalan yang kecil
2.
Rencanakan penelitian tindakan secara cermat
3.
Susunlah jadwal yang realistik
4.
Libatkan pihak lain
5.
Informasi harus sampai pada pihak lain yang terkait
6.
Ciptakan sistem umpan balik
7.
Buatlah jadwal penulisan hasil penelitian
F.
Konsep Dasar Penelitian Tindak Kelas.
Pada
awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan
tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk
pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu
masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kajian ini
dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya
untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan
tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan
evaluasi digunakan sebagai masukan melakukan refleksi atas apa yang terjadi
pada saat pelaksaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk
menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.
[4]Penelitian
tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang
komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.
Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan
dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan kedalam
tiga area yaitu : (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan
profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik
yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana
praktik tersebut dilaksanakan.
Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran,
penelitian tindakan berkembang menjadi penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di
dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada
proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas.
Menurut Suharsimi[5]
PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “penelitian” + “tindakan” +
“kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian : kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.
Tindakan : suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakn dalam PTK berbentuk suatu rangkaian
siklus kegiatan.
Kelas : sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas
dalam sebuah ruang kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang
melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar di tempat lain
dibawah arahan guru.
Berdasarkan pengertian
diatas, komponen yang terdapat didalam sebuah kelas yang dapat sasaran PTK
adalah sebagai berikut :
1.
Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang mengikuti
proses pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa ang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar
siswa, ketrampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan maslah dan lain-lain.
2.
Guru, dapat dicermati ketika yag bersangkutan sedang mengajar atau
membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran
PTK antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan
pendekatan pembelajaran, dan sebagainya.
3.
Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan kepada siswa. Contoh permasalahan
tentang materi yang dapat menjadi sasran PTK misalnya urutan dalam penyajian
materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.
4.
Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru
sedang mengajar dengan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu.
Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media
pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5.
Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif,
afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK.
Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilkukan serta unsur lain
dalam peroses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku belajar
siswa itu sendiri.
6.
Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun
lingkungan siswa dirumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang
dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya
melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan
lainnya.
7.
Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan
bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran,
pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang
sedang belajar serta guru guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka
permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Masalah belajar siswa disekolah.
2.
Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.
3.
Pengelolaan dan pengendalian.
4.
Desain dan strategi pembelajaran di kelas.
5.
Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai.
6.
Alat bantu, media dan sumber belajar.
7.
Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
8.
Masalah kurikulum.
Berdasarkan permasalahannya, seorang guru akan dapat menemukan
penyelesaian masalah yang terjadi dikelasnya melalui PTK. Hal ini dapat
dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang
relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tugas
utama guru yaitu mengajar didalam kelas dan sebagai pendidik bagi semua peserta
didiknya, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan
suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat
masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru dilapangan. Dengan melaksanakan
PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus
peneliti.
No comments:
Post a Comment