BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Masjid
Masjid Babus Syafa’ah terletak di Sidomulyo Gang 3, Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Masjid yang berada di tengah
masyarakat Wandanpuro tersebut sehari-harinya digunakan untuk
melaksanakan shalat berjama’ah 5 waktu, shalat jum’at, shalat Idul Fitri dan Idul Adha, kegiatan majelis ta’lim, juga menyelenggarakan pelatihan manajemen masjid dan
bekerja sama dengan pihak lain. Selain itu, masjid juga
difungsikan sebagai tempat saran
kegiatan belajar mengajar, berdiskusi tentang agama, dan kegiatan pembelajaran
praktik tentang proses agama.
Gambar 1 foto masjid Babus Syafa’ah
Dilihat dari
segi peribadatan khusunya shalat berjama’ah 5 waktu, Masjid Babus Syafa’ah
masih jarang dikunjungi oleh para jama’ahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya
konflik internal antara remaja dengan orang tua dan juga tidak adanya kesamaan
pemikiran antar jama’ah dengan ta’mir masjid dan juga banyaknya mushola di
sekitar masyarakat dan juga letak masjid yang tidak strategis, sehingga jama’ah
menjadi tersebar dan tidak berkumpul di satu masjid. Selain karena keberadaan
langgar seperti yang dijelaskan tadi, menurut pemaparan dari pengurus masjid,
bahwasannya keaktifan masyarakat Desa Wandanpuro lebih didominasi oleh
pendatang dari pada penduduk asli tingkat pemahaman agama penduduk asli di desa
ini belum mendalam, sehingga belum dapat memahami Islam dan kewajiban-kewajiban
yang harus ditunaikan oleh pemeluknya, adanya pendatang memberikan pengetahuan
yang lebih baik sehingga para penduduk asli sedikit demi sedikit lebih
menyadari tentang
agama islam.
Gambar
2 Foto Lingkungan di sekitar masjid Babus Syafa’ah
Dengan segala
permasalahan yang dihadapi di atas, Masjid Babus Syafa’ah merupakan
satu-satunya masjid yang berada di Dusun Sidomulyo, sehingga jika dikelola
dengan baik dan para pengurus masjid melakukan pendekatan persuasif kepada
masyarakat yang berada di sekitar masjid, dari segi keagamaan masjid ini
berpotensi menjadi tempat untuk menyebarluaskan pemahaman terhadap Islam
seutuhnya, adapun dari segi sosial, masjid dapat menjadi tempat gerakan
pemersatu umat agar dapat mengembalikan budaya gotong-royong dan budaya-budaya
baik lainnya yang pada saat ini sudah memudar karena perkembangan zaman dan
juga kevacuman para remaja masjid.
Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) berbasis
masjid yang menjadi bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015, diharapkan menjadi wadah keluarga dan
masyarakat melalui media masjid, untuk bersama-sama membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan, dan
ketrampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan
sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Hal ini akan
menumbuhkan pemahaman bahwa masjid bukan hanya tempat melaksanakan ibadah
semata, melainkan mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Nabi yaitu
sebagai pusat kegiatan masyarakat.
B.
Profil Posdaya Masjid
Gambar 3 Pengurus Posdaya Babus Syafa’ah Beserta
Peserta KKM Posdaya Berbasis Masjid
Posdaya merupakan
wadah keluarga dan masyarakat melalui media masjid, untuk bersam-sama membantu
mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha,
pendidikan, dan keterampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian
lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
Posdaya di masjid Babus Syafa’ah baru saja
didirikan pada tanggal 8 agustus 2015, yang mana struktur pengurus inti terdiri
dari 12 orang, terdiri dari :
1.
Ketua : Ali Bashori
2.
Wakil ketua : Syamsul Huda
(085102847172)
3.
Sekretaris : Abdurrahman
4.
Bendahara : Nurhana
5.
Bidang keagamaan :
H. Maksum dan Hj.Halimah
6.
Bidang kesehatan dan lingkungan : Asmono Katsirin
7.
Bidang sosial :
Suwandi dan Tasyrip
8.
Bidang kewirausahaan dan ekonomi : Jumadi dan Masduki
9.
Bidang pendidikan : Ana dan Faqih
C. Data dan Peta Keluarga
Hasil dari Pendataan dan pemetaan yang
dilakukan di sekitar masjid babus syafa’ah didapatkan jumlah keluarga yang termasuk
dalam kelompok pra sejahtera berjumlah 4 keluarga kebanyakan dari mereka
disebabkan oleh faktor kesehatan.
Kelompok sejahtera satu (1) berjumlah 17
Keluarga. Hal tersebut disebabkan keluarga dalam luas rumah yang kecil kurang
dari 8m2 / penghuni ada 5 keluarga , dari bidang kesehatannya ada 5 keluarga
yang terkadang sampai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan ada 4
keluarga yang tidak dapat membaca huruf latin.
Keluarga yang termasuk dalam kelompok
sejahtera dua (2) berjumlah 10 keluarga hal tersebut dikarenakan keluarga
tersebut tidak memenuhi standar sejahtera tiga (3) yaitu dari banyak nya anak
atau bidang kesehatan
Keluarga yang termasuk dalam kelompok
sejahtera tiga (3) ada 8 keluarga hal tersebut dikarenakan keluarga tersebut
tidak memenuhi standar sejahtera tiga plus (3+) seperti bersosialisasi dengan
warga atau lingkungan sekitar, dan dengan tidak memakai nya alat kontrasepsi
saat sudah mempunyai 2 anak.
Keluarga yang termasuk dalam golongan
sejahtera tiga plus (3+) berjumlah 8 Keluarga hal ini disebabkan kemampuan keluarga
tersebut dari tingkat pendidikan kesehatan, sandang pangan, bahkan sosialisasi
terhadap warga sekitar.
Gambar 4 Peta
Keluarga Posdaya Babus Syafa’ah
Pelaksanaan Program KKM Posdaya Berbasis Masjid
A. Bidang Pengembangan posdaya
Bidang-bidang pengembangan posdaya
dilaksanakan melalui berbagai bidang yang saling bersinergi antara satu dengan
yang lain. Bidang-bidang tersebut meliputi, bidang keagamaan, kesehatan dan
lingkungan, sosial, kewirausahaan dan ekonomi, dan bidang pendidikan.
1. Bidang keagamaan adalah suatu bentuk dari kumpulan kegiatan dalam posdaya
yang berusaha mengembangkan dan meningkatkan pemahaman dan nilai-nilai agama
dimasyarakat sekitar masjid Babus Syafa’ah dan menaungi kegiatan masyarakat dalam
hal keagamaan seperti:
a. Khatmil al-qur’an
b. Diskusi keagamaan
c. Shalat berjamaah di masjid
d. Mengadakan majlis diba’, tahlil, istighotsah.
e. Belajar qiro’ah
Gambar 5 Khatmil Al-Qur’an
Gambar 6 Diskusi Agama
2. Bidang kesehatan dan lingkungan adalah suatu kumpulan kegiatan dalam
posdaya yang berusaha menjaga keasrian lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan
kegiatan berupa penghijauan didalam sekolah dasar 1 wandanpuro, bekerjasama
dengan para murid dalam mengumpulkan botol-botol bekas untuk digunakan sebagai
wadah tanaman gantung di dalam sekolahan dan penanaman bibit tanaman bunga.
Dengan hal tersebut siswa diharapkan mampu untuk menularkan ilmu yang didapat dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
Gambar 7 Penanaman Bibit
3. Bidang sosial adalah suatu bentuk kegiatan dari program keja kepengurusan
posdaya yang bergerak untuk mempererat tali silaturrahmi antar masyarakat di
sekitar masjid dengan acara kemasyarakatan seperti tahlil, diba’, istighotsah,
pengajian umum, lomba TPQ. Dengan harapan adanya kegiatan yang telah disebutkan
dapat mengertinya arti gotong royong dan
komunikasi antar sesama warga desa.
Gambar 8 Tasyakuran 17 Agustus Bersama Warga
4. Bidang kewirausahaan dan ekonomi adalah sebuah usaha yang bergerak untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, dengan tujuan membentuk
masyarakat yang lebih sejahtera. Salah satunya seperti mengadakan acara seminar
“Budidaya Lele dan Pengolahannya” yang melibatkan para petani ikan lele yang
tergabung dalam kelompok mina puro bagus.
Gambar 9 Seminar Budidaya Lele
5. Bidang pendidikan adalah sebuah wadah dalam program kerja posdaya yang
bergerak dalam pendidikan seperti mengajar serta memberikan metode pengajaran
yang berbeda dari metode pengajaran biasanya di tiap-tiap TPQ, mengadakan lomba
antar TPQ se-wandanpuro dengan harapan dapat menarik minat anak-anak agar lebih
giat untuk mencari ilmu dan menggali potensi yang terpendam dalam diri mereka
masing-masing. Kemudian didirikan mini perpustakaan masjid, dengan tujuan menambah
wawasan masyarakat tentang agama dan minat baca masyarakat.
Gambar 10 Mengajar Metode Baru Untuk Santri
TPQ
B. Bentuk Kegiatan dan Deskripsi Proses Kegiatan
Bentuk kegiatan kami yang pertama kali
dilakukan adalah :
1. Pendataan penduduk dan pemetaan
Pendataan
penduduk dan pemetaan dilakukan untuk mengetahui standar-standar kelas
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan keadaannya masing-masing, dalam proses
pendataan dan pemetaan penduduk terdapat beberapa proses yang harus dilakukan
seperti bekerjasama dengan pamong setempat, bekerja sama dengan pengurus
posdaya dan kader posdaya serta menjelaskan maksud dari pendataan penduduk
kepada pamong setempat dan kepada pengurus beserta kader posdaya.
Pengalaman
menarik yang didapat dalam melakukan pendataan
penduduk dan pemetaannya adalah mahasiswa (anggota KKM) dapat mengetahui
bagaimana cara pendataan dan pemetaan penduduk dengan benar dan dapat
mengetahui keadaan masyarakat secara langsung serta mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana cara menghadapi masyrakat yang berbeda-beda.
Dalam
kegiatan pendataan dan pemetaan penduduk mahasiswa (anggota KKM) mendapat
dukungan dari beberapa aspek seperti pamong setempat serta pengurus dan kader
dari posdaya dan juga respect atau sambutan yang baik dari masyarakat setempat.
Kendala-kendala
yang didapat dalam menjalankan program ini adalah masyarakat desa yang terlalu
banyak hingga kita mengambil solusi yaitu hanya mengambil beberapa sampel saja
atau hanya mendata masyarakat sekitar masjid saja (jama’ah masjid babus syafa’ah)
yang berjumlah 48 kepala keluarga (KK).
Gambar 11 Sosialisasi dengan Warga
2. Pembetukan posdaya
Dalam pembentukan posdaya mahasiswa
berkonfirmasi dengan para tokoh dan perangkat desa serta dengan pengurus ta’mir
masjid, pembentukan diawali dengan menjelaskan maksud dari posdaya, bagaimana
posdaya itu berjalan setelah kkm berakhir, siapa sajakah pengurus dan anggota
posdaya, menjelaskan dan menampilkan hasil dari pendataan dan pemetaan keluarga
serta target yang harus dicapai oleh posdaya.
Faktor
yang mendukung pembentukan posdaya adalah masyarakat desa wandanpuro, perangkat
desa, pengurus ta’mir masjid babus syafa’ah, serta pemuda anshor sehingga
program pembentukan posdaya dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Kendala dalam pembentukan posdaya hampir sama dengan kendala yang
kami temukan dalam acara seminar budidaya ikan lele yaitu acara pembentukan
posdaya bersamaan dengan acara tahlilan dimasyarakat hingga acara pembentukan
posadaya dimulai tidak sesuai dengan jadwal
yang telah direncanakan solusi yang seharusnya diambil sebelum
pembentukan posdaya adalah berdiskusi dengan tokoh desa tentang waktu acara
agar tidak bersamaan dengan acara yang telah ada di lingkungan desa
Gambar 12 pengurus Posdaya Babus Syafa’ah
Sedangkan dalam bidang-bidang meliputi :
1. Agama
Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam bidang agama adalah:
a. Khatmil Al-Qur’an
Khotmil quran ini sudah menjadi tradisi
tersediri pada desa wandapuro, karena sudah menjadi tradisi di desa jadi kami
hanya ikut serta dalam acara khotmil qur’an ini. Terbukti
hampir setiap minggu di setiap masjid wandanpuro selalu mengadakan khotmil qur’an,
dan ini mendapat respon positif dari kalangan masyarakat dan ikut
berpartisipasi. Adapun kendala selama kami di kkm terhadap khotmil qur’an ini
yaitu kurangnya transportasi karena kendaraan kami yang terbatas dan terjadi
bentrokan antara program yang lainnya. Jadi sebagai solusinya kami membagi
tugas, ada sebagian dari kami yang megikuti acara khotmil tersebut dan ada
juga yang menjalankan masing masing taggung jawabnya.
Pengalaman menarik yang kami alami pertama yaitu khotmil qur’an di
musholla yang bertepatan di tengah kuburan.
b. Diskusi keagamaan
Dari analisa yang dilakukan kami mendapatkan
sebuah program dimasyarakat yang telah lama tidak berjalan yaitu diskusi agama
tentang perawatan jenazah langkah awal sebelum program ini dijalankan adalah
mengkorfirmasikan program ini kepada tokoh desa dan posdaya untuk berkerjasama
menyukseskan program ini. Langkah selanjutnya adalah menentukan pemateri dan
materi yang akan dibahas sewaktu pelaksanaan diskusi agama, langkah terakhir
adalah menyebarkan undangan diskusi agama kepada masyarakat melalui bantuan majlis
diba dan acara tahlil serta pengumuman di masjid sebelum dilaksanakannya ibadah
shalat jum’at.
Pengalaman yang di dapatkan dari acara diskusi
agama adalah banyak ilmu yang didapatkan seputar perawatan jenazah sehingga
tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang mampu merawat jenazah tapi yang lain juga
bisa melakukan perawatn jenazah.
Gambar 13 Praktik perawatan jenazah
c. Shalat berjamaah di masjid
Shalat berjama’ah di masjid merupakan tugas
keseharian kami selain bermanfaat bagi diri kami sendiri hal ini juga sebagai
contoh bagi masyarakat sekitar bahwasannya shalat berjamaah itu hal yang
penting untuk dilaksanakan.
d. Mengadakan majlis diba’, tahlil, istighotsah.
Mengikuti
majlis diba’, tahlil, dan istighotsah bertujuan untuk lebih mengenal dan
bersosiali dengan masyarakat sekitar. Majlis diba’, tahlil, serta istighostah
tersebut telah ada dan berjalan rutin di masyarakat. Majlis ini diisi oleh
pembacaan maulid diba’, tahlil, dan istighotsah. Dengan adanya kegiatan ini
peserta KKM dapan menjalin tali silaturrahmi dengan warga. Sehingga didapatkan
Gambar 14 Majelis Diba’
e. Belajar qiro’ah
Belajar qiro’ah merupakan suatu program yang diminati
oleh warga dan program ini khusus diminta dari warga untuk dapat di belajari
dasar-dasar belajar qiro’ah dan program ini kami lakukan setiap hari pada ba’da
sholat maghrib dan di TPQ ba’da sholat ashar.
Gambar 15 Belajar Qiro’ah
2. Kewirausahaan dan ekonomi
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh para pengurus
posdaya dalam hal kewirausahaan dan ekonomi adalah:
Mengadakan seminar budidaya ikan lele dan pengolahannya.
Program
ini dibuat dengan tujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkat
kesejahteraan keluarga dan membantu mewujudkan cita-cita desa wandanpuro
menjadi icontnya ikan air tawar di kabupaten malang sedangkan dalam proses menjalankan program
ini terdapat beberapa proses yang harus dilakukan yaitu seperti berkonsultasi
dengan bapak Bambang. S (anggota kelompok tani ikan air tawar yang bernama
MINAPUROBAGUS), bekerjasama dengan perangkat desa, pamong desa, beserta LPMD
dan BPD. Setelah bekerjasama dengan perangkat desa DLL dibuat undangan kepada
masyarakat, petani ikan air tawar, ibu-ibu PKK untuk acara semiar budi daya
ikan lele.
Gambar 16 Seminar Budidaya lele
Pengalaman
menarik yang didapat dari program ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari bagaimana cara membudidaya ikan air tawar terutama ikan lele dengan
benar serta mengetahui cara pengolahan dan managemen pemasarannya. Dan
masyarakat juga mampu memperdalam ilmu mengenai budidaya, pengolahan, managemen
pemasaran dengan baik dan benar.
Alhamdulillah
program ini didukung dengan baik oleh para perangkat desa, pamong desa dan
masyarakat serta kelompok tani MINAPUROBAGUS. Sehingga masyarakat sangat
antusias dalam mengikuti acara seminar budidaya ikan lele.
Kendala yang
kami dapat dalam menjalankan acara ini adalah kurang baiknya koordinasi antar
anggota dengan perangkat dan pamong desa untuk mengatasi masalah tersebut
anggota harus lebih meningkatkan koordinasi kepada perangkat dan pamong desa
dalam setiap acara. Kendala selanjutnya yang dihadapi adalah acara seminar
budidaya ikan lele bersamaan dengan acara pengajian ibu-ibu di desa, solusi
yang seharusnya dilakukan agar tidak terulang kembali adalah panitia seminar
harus memusyawarahkan waktu acara dengan perangkat desa dan tokoh-tokoh desa.
3. Kesehatan dan lingkungan
Bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh para pengurus
posdaya dalam hal kesehatan dan lingkungan ialah:
a. Membuat taman gantung didalam lingkungan SDN 1 Wandanpuro.
Gambar 17 membuat tanaman gantung
Langkah awal dari kegiatan ini adalah
mengkonfirmasikan rencana kegiatan dengan pihat sekolah yaitu kepala sekolah
serta beberapa guru yang ada didalam sekolah SDN 1 Wandanpuro, langkah
selanjutnya adalah melakukan survey terhadap lingkungan sekolah untuk mencari
tanaman sayuran yang cocok ditanam didalam lingkungan sekolah. Setelah itu mengkonsultsikan dengan posdaya tentang apa-apa yang
dibutuhkan didalam program tersebut seperti tempat pembelian bibit, media
tanam, wadah tanaman (polibek), DLL. Demi terselenggaranya program tersebut
maka dilakukanlah pembelian bibit sayuran yang bertempat didaerah wajak dan
pembelian bahan untuk taman gantung di daerah splendid kota malang. Penanaman
dilakukan pada hari rabu 19-08-2015 mulai jam 08.00 hingga selesai.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah, siswa
sekolah, anggota KKM, posdaya, dan masyarakat setempat sehingga kegiatan ini
dapat dilakukan dengan lancara walaupun terdapat beberapa masalah dilapangan.
Kendala yang terjadi dilapangan adalah ketidak patuhan siswa
sehingga proses penanaman bibit sayuran sedikit terganggu dan solusi yang
diambil adalah membagi siswa dalam beberapa kelompok agar proses penanaman
bibit berjalan dengan lebih terorganisir, kendala yang lainnya adalah anggota
KKM tidak sepenuhnya berada dilapangan dikarenakan harus mempersiapkan tempat
lomba yang akan berjalan disore hari sehingga kita mengambil solusi untuk
memanfaatkan jumlah dan bantuan yang ada secara lebh maksimal.
b. Menanam sayuran
Menanam sayur tidak jauh beda program nya
dengan tanaman gantung hanya saja lingkup nya lebih besar dibandingkan denga
tanaman gantung.
c. Bersih-bersih masjid.
Bersih-bersih masjid merupakan program yang sederhana
akan tetapi banyak manfaat dari program bersih-bersih masjid ini, yang sempat kami
lakukan dalam program ini hanya 2 kali dikarenakan program ini merupakan
program tambahan yang di usulkan di pertengahan masa KKM.
4. Sosial
Bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh para pengurus
posdaya dalam hal sosial yang bekerjasama dengan kegiatan desa yang telah
terlaksana diantara:
a. Mengikuti majlis diba’, tahlil, istighotsah.
b. Mengikuti kegiatan khotmil qur’an yang diadakan oleh warga desa,
c. Lomba antar TPQ
Lomba antar TPQ merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan semangat anak-anak TPQ dan sebagai wahana untuk mengembangkan dan
menunjukkan bakat yang mereka miliki, serta untuk menunjukkan kepada orangtua
mereka pentingnya pembelajar agama sejak dini.
Dalam kegiatan lomba antar TPQ yang
kami laksanakan melingkupi TPQ se-Desa Wandanpuro kami mengundang 22 TPQ, adapun lomba yang
dilaksakan adalah:
1. Lomba adzan
2. Lomba mewarnai
3. Lomba puisi islami
4. Lomba tartil Al-Qur’an
5. Lomba pildacil
6. Lomba fashion show islami
7. Lomba rodart
Lomba ini dilaksanakan selama 3 hari yang
bertempat di masjid babus syafa’ah
Anak-anak berantusias untuk menjadi yang
terbaik dan dalam kegiatan ini kami dapat membuktikan bahwa masyarakat di desa
wandanpuro sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan yang berbasis islami.
Gambar 18 Lomba Antar TPQ se-Desa Wandanpuro
d. Pengajian Umum
Kegiatan pengajian umum ini dilakukan sebagai
penutupan dari semua keiatan KKM yang telah kami laksanakan selama satu bulan
dan juga sebagai perpisahan serta ucapan terima kasih kami kepada warga desa
wandanpuro yang telah menerima dan mendukung kegiatan kami.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat
meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan serta mempererat tali silaturahmi
antar warga desa. Dan kami juga berharap dari kegiatan ini warga dapat lebih
menyadari pentingnya kegiatan yang berbasis islami juga kami ingin memberikan
sedikit ilmu sebelum kami meninggalkan desa wandanpuro.
5. Pendidikan
Bentuk kegiatan yang dijalankan oleh para pengurus
posdaya dalam hal pendidikan adalah:
a. Mengajar dengan metode baru di setiap TPQ
Langkah- langkah yang dilakukan sebelum
mensosialisasikan metode pengajaran TPQ adalah berkunjung kebeberapa TPQ untuk
bersilaturahmi dan menjelaskan maksud dari kunjungan ke TPQ tersebut serta
melihat metode yang digunakan dan praktek didalam pengajaran TPQ tersebut.
Pengalaman menarik yang didapat dari program
ini adalah mahasiswa mampu mengetahui kondisi dilapangan secara langsung dan
menggabungkan dengan teori serta metode yang didapatkan Selama menjalankan
study di kampus UIN Maulana malik Ibrahim malang
Kendala yang didapat adalah banyaknya TPQ di
desa wandanpuro sehingga kami tidak mampu mensosialisasikan metode pengajaran
TPQ keseluruh TPQ di desa wandanpuro sehingga kami mengambil solusi yaitu hanya
mensosialisasikan metode pengajaran ke 4 TPQ seputar masjid saja dengan harapan
dari 4 TPQ tersebut mampu mensosialisasikan metode pengajaran TPQ kepada TPQ
lainnya didesa wandanpuro.
b. Membuat mini perpustakaan masjid Babus Syafa’ah.
Perpustkaan mini masjid babus syafa’a adalah
program yang dibuat demi memanfaatkan sebuah lokal gudang untuk dijadikan
perpustakaan mini masjid babus syafa’ah demi kamaslahatan masyarakat dalam
memperdalam ilmu agama selain dari apa yang didapat dari majlis-majlis ta’lim
yang ada didalam lingkungan desa. Langkah
awal yang dilakukan demi kesuksesan program ini adalah membicarakan tentang
program perpustakaan masjid mulai dari
tempat, mencari proposal buku, fungsi dan hasil yang diharapkan
dikemudian hari. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengajukan proposal
kebeberapa took-toko buku seperti wilis,
togamas, qudsi, bayaqub.
Dalam menjalankan program ini Alhamdulillah banyak aspek masyarakat
yang mendukung seperti tokoh desa, ta’mir masjid, anshor, dan masyarakat
sekitar masjid. Dari beberapa proposal yang diajukan Alhamdulillah kami
mendapat 2 tanggapan baik dari toko buku wilis dan took buku bayaqub.
Dalam menjalankan program ini memang tidak semuanya berjalan dengan
baik dan sempurna, terdapat beberapa kendala atau masalah seperti rak buku yang
belum tersedia didalam perpustakaan tersebut. Dari masalah yang ada kami
mengambil sebuah solusi untuk menata buku dengan rapih didalam perpustakaan
agar tetap menarik minat baca warga desa untuk memperdalam ilmu agama
C. Hasil Kegiatan
1
Pendataan penduduk dan pemetaan
Hasil kegiatan yang diperoleh dari pendataan
yang kami lakukan berupa data-data warga desa wandanpuro disekitar masjid babus
syafa’ah meliputi RT 26, RT 28, RT 30, dan RT 32. Data yang kami peroleh berupa
data demografi dan KB serta data tahapan keluarga sejahtera.
Data demografi dan KB meliputi: letak rumah
keluarga, nama kepala keluarga, jumlah anggota keluarga dalam 1 KK, status
pekerjaan, status perkawinan, tingkat pendidikan, PUS, dan kesehatan keluarga.
Sedangkan tahapan keluarga sejahtera meliputi:
berapa kali makan dalam sehari, jumlah pakaian, luas rumah, sarana kesehatan,
fasilitas rumah, pendidikan, ibadah, sandang pangan, usia anggota keluarga,
pengetahuan tentang agama, tabungan, lingkungan tempat tinggal, sarana
informasi yang digunakan, kegiatan sosial yang diikuti, dan keaktifan di
masyarakat. Dari beberapa aspek diatas kami dapat menentukan hasil tahapan
keluarga sejahtera, dari keluarga yang kami data merupakan keluarga yang pra
sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III, atau sejahtera III plus.
2
Mengikuti majlis diba’, tahlil, istighotsah.
Dalam kegiatan majlis diba’, tahlil,
istighosah warga sangat antusias untuk mengikutinya, bahkan kegiatan- kegiatan
ini sudah dijadwalkan setiap minggunya disetiap RT untuk melaksanakan kegiatan
tersebut secara bergiliran.
3
Khatmil Qur’an
Dari
acara khotmil qur’an selama kami kkm di
desa wandanpuro masyarakat tersebut semakin antusias dan banyak yang
berpartisipasi terhadap pemberian berkat. Ini terbukti masyrakat tersebut
merespon positif dan yakin bahwa membaca al-qur’an adalah bentuk sifat kita
mendekatkan diri kepada allah.
4
Seminar
budidaya ikan lele
Dari kegiatan seminar budidaya ikan lele yang
diadakan selama kami melakukan kegiatan kkm di desa wandanpuro hasil yang
didapatkan adalah bertambahnya para pembudidaya ikan lele, para pembudidaya
yang memakai kolam berbentuk silinder merubahnya menjadi kolam berbentuk
persegi sehingga hasil yang didapat lebih bertambah dibandingkan ketika memakai
kolam berbentuk silinder.
5
Pembetukan
posdaya
Hasil yang diharapkan dari terbentuknya
posdaya adalah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari semua program
yang akan dijalankan oleh posdaya sewaktu kegitan kkm berakhir dan dapat
mempermudah kegiatan kkm selanjutnya dalam menjalankan seluruh program kerja
yang akan dibuat nanti.
6
Sosialisasi
metode pengajaran TPQ
Dalam sosialisasi metode pengajaran TPQ kami
hanya mampu memberikan di 4 TPQ dari beberapa TPQ yang ada karena keterbatasan
anggota. Dari 4 TPQ itu dapat dilihat hasilnya dengan antusias anak-anak TPQ
untuk mendapatkan metode pembelajaran baru yang belum pernah mereka terima
sebelumnya, seperti halnya bahasa inggris, bahasa arab, tartil al-qur’an, dan
lain sebagainya.
7
Diskusi
agama tentang perawatan jenazah
Hasil yang dapat diambil adalah warga dapat
lebih mengerti pentingnya tatacara perawatan jenazah mulai dari memandikan
jenazah sampai men-kafani jenazah yang bermanfaat dan penting sekali untuk
generasi selanjutnya agar tidak hanya sesepuh saja yang mengerti akan tetapi
semua warga terutama para remaja yang akan menjadi penerus mereka.
8
Penanaman
bibit sayuran dan pembuatan taman gantung
Dengan ditanamnya bibit sayuran yang
memanfaatkan barang-barang bekas dan lahan yang sedikit dan sempit diharapkan
masyarakat dapat mengurangi sampah-sampah yang diuraikan sehingga linkungan
menjadi lebih bersih dan selain tu sampah-sampah yang sult diuraikan seperti
botol, plastic dapat dimanfaatkan kembali.
9
Pembuatan
mini perpustakaan masjid Babus syafa’ah
Dengan adanya mini perpustakaan masjid hasil
yang diperoleh adalah memperkenalkan masjid kepada masayrakat bahwa masjid
bukan hanya sebagai tempat ibadah namun juga dapat di jadikan sebagai tempat
untuk mengembangkan wawasan dan mencari ilmu serta menjadi sentral
kegiatan-kegiatan lain yang berbasis agama.
10 Lomba antar TPQ
Lomba
antar TPQ berjalan dengan lancar. Dan Alhamdulillah mendapatkan respon positif
dari masyarakat. Karena selama ini di desa tersebut belum pernah mengadakan
lomba yang tingkatannya antar TPQ. Dan yang lebih spektakuler lagi lomba antar
TPQ ini mendapat respon khusus dari kepala desa, dan mengatakan dia sangat
berharap lomba ini bisa terlaksana lagi di tahun yang akan dating da akan
diberikan hadiah jutaan rupiah.
11 Pengajian umum
Hasil dari pengajian umum ini adalah wawasan
masyarakat yang semakin bertambah tentang nilai-nilai keagamaan, serta
meningkatnya antusias masyarakat terhadap kegiatan yang berbasis islam, hal ini
dibuktikan dengan semangat mereka untuk mengikuti kegiatan pengajian umun dan
banyak yang membantu kami mulai dari
awal kegiatan sampai selesainya kegiatan ini.
D. Keberlanjutan Program
1
Program
jangka panjang
a. Pembentukan Posdaya
Pembetnukan posdaya
pada tanggal,, akan tetap diapantau dengan mahasiwa dalama waktu 1 bulan
sekali. Kegiatan berfungsi agar posdaya tetap berdiri. Adapun tujuan
dibentuknya posdaya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
dengan segala program yang dibuat oleh pengurus posdaya dan kadernya yang
dibantu serta dipantau oleh mahasiswa peserta KKM
b. Pendataan dan pemetaan
Pendataan dan
pemetaan dilakukan untuk kepentingan posdaya yang bertujuan untuk menepatkan
target atau sasaran
2
Program
jangka pendek
a. Mengikuti majlis diba’, tahlil, istighotsah.
Majlis diba’, tahlil, istighotsah sudah
terjadwal dan selalu dilaksanakan di tiap-tiap RT secara bergiliran di setiap
minggunya sesuai dengan musyawarah yang telah mereka laksanakan.
b. Khatmil Qur’an
Khotmil qur’an ini sudah menjadi tradisi sendiri di
daerah ini, dan kami mengikutinya bertujuan mendekatkan diri kepada masyarakat
agar nantiya terjalin komuniksi yang efektif. Dan
program ini sifatnya jangka panjang karena sudah terstruktur mengenai jadwal
khotmil qur’an tersebut. Jadi masyarakat bisa mengetahui dimana tempat khotmil
qur’an selanjutnya dilaksanakan.
c. Seminar budidaya ikan lele
Lebih banyak warga yang berminat untuk
mengembangkan usaha budidaya lele, sehingga usaha budidaya mereka dapat dikenal
di semua penjuru dan menjadi icon atau identitas tempat mereka sehingga dapat
meningkatkan tingkat perekonomian mereka.
d. Sosialisasi metode pengajaran TPQ
Ustadz dan ustadzah menerapkan metode baru
untuk mengajar para santrinya sehingga santri TPQ tidak bosan untuk mengenal
agama dan menjadi daya tarik orangtua untuk mengenalkan agama kepada anaknya
sejak dini.
e. Diskusi agama tentang perawatan jenazah
Dari semua kalangan masyarakat dapat lebih
belajar dan mempraktekkan secara langsung tentang perawatan jenazah, sehingga
mereka dapat memperlakukan jenazah dengan sebaik mungkin dan tidak terjadi
kesalahan dalam perawatan jenazah.
f. Penanaman bibit sayuran dan pembuatan taman gantung
Kami menyediakan bibit sebagai proses
penghijaun kemudian masyarakat
merawatnya hingga bibit tersebut tumbuh menjadi besar sehingga dapat
menjadi penghijauan di desa tersebut.
g. Pembuatan mini perpustakaan masjid Babus syafa’ah
Kami dan masyarakat berusaha mencari buku-buku
untuk melengkapi dan menambah buku-buku yang sudah kami dapatkan dan sudah kami
serahkan kepada ta’mir masjid sehingga dapat dimanfaatkan bersama.
h. Lomba antar TPQ
Dengan adanya lomba ini TPQ lebih mengoptimalkan
pembelajaran yang lebih efisaen dan efektif untuk meningkatkn kreatifitas dan
potensi yang dimiliki oleh anak dan juga sebagai acuan atau pembelajaran
kegiatan desa yang dapat dilaksanakan oleh perangkat desa dengan posdaya untuk
mengetahui potensi warga desa.
i.
Pengajian
umum
Kami bersama posdaya memberikan pandangan
kepada masyarakat akan pentingnya mengadakan pengajian umum pada hari-hari
besar atau minimal dilakukan sekali dalam satu tahun, sehingga mulai saat itu
masyarakat berencana untuk mengadakan pengajian umum di setiap hari- hari besar
yang bertujuan untuk menambah wawasan warga tentang agama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah berinteraksi langsung dengan
masyarakat selama satu bulan, dalam bentuk kegiatan kuliah kerja mahasiswa(KKM)
tematik posdaya berbasis masjid. Didapatkan kesimpulan beberapa hal, antara
lain:
1. Kami mengalami kesulitan melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar
masjid Babus Syafaah karena mayoritas masyarakat sibuk beraktifitas dari pagi
hingga sore hari. Media berkumpul warga adalah majlis tahlilan, diba’ dan
istighotsah yang dilaksanakan secara bergiliran di tiap RT pada malam hari.
Dalam kesibukan masyarakat masih ada beberapa warga yang antusias dengan
kegiatan KKM, mereka menaruh banyak harapan kepada peserta KKM, akan tetapi
karena keterbatasan waktu, kondisi, sumber daya manusia, pengalaman yang kami
miliki, tidak semua permintaan mereka kami penuhi.
2. Pendekatan yang paling mudah yang dilakukan adalah kepada anak-anak yang
ada di lingkungan masjid yang dinaungi oleh TPQ-TPQ dan Sekolah Dasar(SD),
pendekatan tersebut diharapkan dapat pula menarik perhatian orang tua mereka
untuk ikut serta secara aktif dalam setiap kegiata posdaya.
3. Solidaritas masyarakat akan lebih aktif ketika adanya kordinasi yang lebih
baik antara prangkat desa, Ormas desa, susunan kepengurusan posdaya dan
kepengurusan masjid kepada masyarakat.
4. Pembekalan dari LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang dilaksanakan
sebelum mahasiswa berada di tempat KKM dirasa masih kurang, karena ternyata
ketika kami berada di tempat KKM, kami masih belum faham tentang posdaya,
sehingga kami kesulitan menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke tempat
KKM.
B. Rekomendasi
Kuliah Kerja
Mahasiswa (KKM) Tematik Posdaya Berbasis Masjid yang ditujukan kepada
masyarakat lingkungan Masjid Babus Syafa’ah yang berlokasi di Desa Wandanpuro,
Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Sejatinya memiliki tujuan dan cita-cita
yang mulia, yaitu untuk meningkatkan fungsi masjid yang selama ini hanya
digunakan untuk melaksanakan ibadah ritual semata. Padahal
seluruh aspek kehidupan umat Islam akan bernilai ibadah jika diniatkan karena
Allah dan untuk mencari ke-ridha-an Allah semata. Masjid yang fungsinya sudah
meningkat akan menarik banyak masyarakat untuk beraktivitas di masjid, sehingga
masjid yang telah berdiri menjadi makmur dan dapat memberdayakan masyarakat di
lingkungannya, dengan cara ditumbuhkembangkannya kembali empati di antara
jama’ah masjid.
Karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan
yang kami miliki, tujuan atau cita-cita mulia untuk memakmurkan masjid tersebut
masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, demi keberlanjutan program
Posdaya berbasis masjid yang sudah dibentuk, kami merekomendasikan beberapa
hal, antara lain:
1.
Menertibkan sistem
keorganiasasian Posdaya berbasis masjid baik secara administratif maupun
fungsionaris kepengurusan Posdaya.
2.
Sosialisasi
manfaat Posdaya berbasis masjid kepada masyarakat secara menyeluruh, agar
mereka mengetahui keuntungan apa yang dapat mereka peroleh dengan ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan yang Posdaya koordinir.
Adapun program unggulan yang kami rekomendasikan
adalah:
1. Memberikan
sosialisasi budidaya lele kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat menjadikan pandangan untuk membuka
lapangan pekerjaan baru yang bisa meningkatkan perekonomian desa wandanpuro.
No comments:
Post a Comment