Wednesday, February 1, 2017

Laporan KKM



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Profil Masjid
Masjid Babus Syafa’ah terletak di Sidomulyo Gang 3, Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Masjid yang berada di tengah masyarakat Wandanpuro tersebut sehari-harinya digunakan untuk melaksanakan shalat berjama’ah 5 waktu, shalat jum’at, shalat Idul Fitri dan Idul Adha, kegiatan majelis ta’lim, juga menyelenggarakan pelatihan manajemen masjid dan bekerja sama dengan pihak lain. Selain itu, masjid juga difungsikan sebagai tempat saran kegiatan belajar mengajar, berdiskusi tentang agama, dan kegiatan pembelajaran praktik tentang proses agama.










Gambar 1 foto masjid Babus Syafa’ah
Dilihat dari segi peribadatan khusunya shalat berjama’ah 5 waktu, Masjid Babus Syafa’ah masih jarang dikunjungi oleh para jama’ahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya konflik internal antara remaja dengan orang tua dan juga tidak adanya kesamaan pemikiran antar jama’ah dengan ta’mir masjid dan juga banyaknya mushola di sekitar masyarakat dan juga letak masjid yang tidak strategis, sehingga jama’ah menjadi tersebar dan tidak berkumpul di satu masjid. Selain karena keberadaan langgar seperti yang dijelaskan tadi, menurut pemaparan dari pengurus masjid, bahwasannya keaktifan masyarakat Desa Wandanpuro lebih didominasi oleh pendatang dari pada penduduk asli tingkat pemahaman agama penduduk asli di desa ini belum mendalam, sehingga belum dapat memahami Islam dan kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan oleh pemeluknya, adanya pendatang memberikan pengetahuan yang lebih baik sehingga para penduduk asli sedikit demi sedikit lebih menyadari tentang agama islam.
Gambar 2 Foto Lingkungan di sekitar masjid Babus Syafa’ah
Dengan segala permasalahan yang dihadapi di atas, Masjid Babus Syafa’ah merupakan satu-satunya masjid yang berada di Dusun Sidomulyo, sehingga jika dikelola dengan baik dan para pengurus masjid melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang berada di sekitar masjid, dari segi keagamaan masjid ini berpotensi menjadi tempat untuk menyebarluaskan pemahaman terhadap Islam seutuhnya, adapun dari segi sosial, masjid dapat menjadi tempat gerakan pemersatu umat agar dapat mengembalikan budaya gotong-royong dan budaya-budaya baik lainnya yang pada saat ini sudah memudar karena perkembangan zaman dan juga kevacuman para remaja masjid.
Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) berbasis masjid yang menjadi bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015, diharapkan menjadi wadah keluarga dan masyarakat melalui media masjid, untuk bersama-sama membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan, dan ketrampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Hal ini akan menumbuhkan pemahaman bahwa masjid bukan hanya tempat melaksanakan ibadah semata, melainkan mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Nabi yaitu sebagai pusat kegiatan masyarakat.

B.     Profil Posdaya Masjid
Gambar 3  Pengurus Posdaya Babus Syafa’ah Beserta Peserta KKM Posdaya Berbasis Masjid

Posdaya merupakan wadah keluarga dan masyarakat melalui media masjid, untuk bersam-sama membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan, dan keterampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
Posdaya di masjid Babus Syafa’ah baru saja didirikan pada tanggal 8 agustus 2015, yang mana struktur pengurus inti terdiri dari 12 orang, terdiri dari :
1.        Ketua                                                     : Ali Bashori
2.        Wakil ketua                                            : Syamsul Huda
  (085102847172)
3.        Sekretaris                                               : Abdurrahman
4.        Bendahara                                              : Nurhana
5.        Bidang keagamaan                                : H. Maksum dan Hj.Halimah
6.        Bidang kesehatan dan lingkungan         : Asmono Katsirin
7.        Bidang sosial                                         : Suwandi dan Tasyrip
8.        Bidang kewirausahaan dan ekonomi     : Jumadi dan Masduki
9.        Bidang pendidikan                                : Ana dan Faqih         

C.    Data dan Peta Keluarga
Hasil dari Pendataan dan pemetaan yang dilakukan di sekitar masjid babus syafa’ah didapatkan jumlah keluarga yang termasuk dalam kelompok pra sejahtera berjumlah 4 keluarga kebanyakan dari mereka disebabkan oleh faktor kesehatan.
Kelompok sejahtera satu (1) berjumlah 17 Keluarga. Hal tersebut disebabkan keluarga dalam luas rumah yang kecil kurang dari 8m2 / penghuni ada 5 keluarga , dari bidang kesehatannya ada 5 keluarga yang terkadang sampai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan ada 4 keluarga yang tidak dapat membaca huruf latin.
Keluarga yang termasuk dalam kelompok sejahtera dua (2) berjumlah 10 keluarga hal tersebut dikarenakan keluarga tersebut tidak memenuhi standar sejahtera tiga (3) yaitu dari banyak nya anak atau bidang kesehatan
Keluarga yang termasuk dalam kelompok sejahtera tiga (3) ada 8 keluarga hal tersebut dikarenakan keluarga tersebut tidak memenuhi standar sejahtera tiga plus (3+) seperti bersosialisasi dengan warga atau lingkungan sekitar, dan dengan tidak memakai nya alat kontrasepsi saat sudah mempunyai 2 anak.
Keluarga yang termasuk dalam golongan sejahtera tiga plus (3+) berjumlah 8 Keluarga hal ini disebabkan kemampuan keluarga tersebut dari tingkat pendidikan kesehatan, sandang pangan, bahkan sosialisasi terhadap warga sekitar.     
Gambar 4 Peta Keluarga Posdaya Babus Syafa’ah
BAB II
Pelaksanaan Program KKM Posdaya Berbasis Masjid

A.    Bidang Pengembangan posdaya
Bidang-bidang pengembangan posdaya dilaksanakan melalui berbagai bidang yang saling bersinergi antara satu dengan yang lain. Bidang-bidang tersebut meliputi, bidang keagamaan, kesehatan dan lingkungan, sosial, kewirausahaan dan ekonomi, dan bidang pendidikan.
1.      Bidang keagamaan adalah suatu bentuk dari kumpulan kegiatan dalam posdaya yang berusaha mengembangkan dan meningkatkan pemahaman dan nilai-nilai agama dimasyarakat sekitar masjid Babus Syafa’ah dan menaungi kegiatan masyarakat dalam hal keagamaan seperti:
a.       Khatmil al-qur’an
b.      Diskusi keagamaan
c.       Shalat berjamaah di masjid
d.      Mengadakan majlis diba’, tahlil, istighotsah.
e.       Belajar qiro’ah
Gambar 5 Khatmil Al-Qur’an
Gambar 6 Diskusi Agama
2.      Bidang kesehatan dan lingkungan adalah suatu kumpulan kegiatan dalam posdaya yang berusaha menjaga keasrian lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan kegiatan berupa penghijauan didalam sekolah dasar 1 wandanpuro, bekerjasama dengan para murid dalam mengumpulkan botol-botol bekas untuk digunakan sebagai wadah tanaman gantung di dalam sekolahan dan penanaman bibit tanaman bunga. Dengan hal tersebut siswa diharapkan mampu untuk menularkan ilmu yang didapat dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
Gambar 7 Penanaman Bibit
3.      Bidang sosial adalah suatu bentuk kegiatan dari program keja kepengurusan posdaya yang bergerak untuk mempererat tali silaturrahmi antar masyarakat di sekitar masjid dengan acara kemasyarakatan seperti tahlil, diba’, istighotsah, pengajian umum, lomba TPQ. Dengan harapan adanya kegiatan yang telah disebutkan dapat  mengertinya arti gotong royong dan komunikasi antar sesama warga desa.
Gambar 8 Tasyakuran 17 Agustus Bersama Warga
4.      Bidang kewirausahaan dan ekonomi adalah sebuah usaha yang bergerak untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, dengan tujuan membentuk masyarakat yang lebih sejahtera. Salah satunya seperti mengadakan acara seminar “Budidaya Lele dan Pengolahannya” yang melibatkan para petani ikan lele yang tergabung dalam kelompok mina puro bagus.
Gambar 9 Seminar Budidaya Lele
5.      Bidang pendidikan adalah sebuah wadah dalam program kerja posdaya yang bergerak dalam pendidikan seperti mengajar serta memberikan metode pengajaran yang berbeda dari metode pengajaran biasanya di tiap-tiap TPQ, mengadakan lomba antar TPQ se-wandanpuro dengan harapan dapat menarik minat anak-anak agar lebih giat untuk mencari ilmu dan menggali potensi yang terpendam dalam diri mereka masing-masing. Kemudian didirikan mini perpustakaan masjid, dengan tujuan menambah wawasan masyarakat tentang agama dan minat baca masyarakat.
Gambar 10 Mengajar Metode Baru Untuk Santri TPQ

B.     Bentuk Kegiatan dan Deskripsi Proses Kegiatan
Bentuk kegiatan kami yang pertama kali dilakukan adalah :
1.      Pendataan penduduk dan pemetaan
Pendataan penduduk dan pemetaan dilakukan untuk mengetahui standar-standar kelas kesejahteraan masyarakat sesuai dengan keadaannya masing-masing, dalam proses pendataan dan pemetaan penduduk terdapat beberapa proses yang harus dilakukan seperti bekerjasama dengan pamong setempat, bekerja sama dengan pengurus posdaya dan kader posdaya serta menjelaskan maksud dari pendataan penduduk kepada pamong setempat dan kepada pengurus beserta kader posdaya.
Pengalaman menarik yang didapat dalam melakukan pendataan  penduduk dan pemetaannya adalah mahasiswa (anggota KKM) dapat mengetahui bagaimana cara pendataan dan pemetaan penduduk dengan benar dan dapat mengetahui keadaan masyarakat secara langsung serta mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menghadapi masyrakat yang berbeda-beda.
Dalam kegiatan pendataan dan pemetaan penduduk mahasiswa (anggota KKM) mendapat dukungan dari beberapa aspek seperti pamong setempat serta pengurus dan kader dari posdaya dan juga respect atau sambutan yang baik dari masyarakat setempat.
Kendala-kendala yang didapat dalam menjalankan program ini adalah masyarakat desa yang terlalu banyak hingga kita mengambil solusi yaitu hanya mengambil beberapa sampel saja atau hanya mendata masyarakat sekitar masjid saja (jama’ah masjid babus syafa’ah) yang berjumlah 48 kepala keluarga (KK).

Gambar 11 Sosialisasi dengan Warga
2.      Pembetukan posdaya
Dalam pembentukan posdaya mahasiswa berkonfirmasi dengan para tokoh dan perangkat desa serta dengan pengurus ta’mir masjid, pembentukan diawali dengan menjelaskan maksud dari posdaya, bagaimana posdaya itu berjalan setelah kkm berakhir, siapa sajakah pengurus dan anggota posdaya, menjelaskan dan menampilkan hasil dari pendataan dan pemetaan keluarga serta target yang harus dicapai oleh posdaya. 
Faktor yang mendukung pembentukan posdaya adalah masyarakat desa wandanpuro, perangkat desa, pengurus ta’mir masjid babus syafa’ah, serta pemuda anshor sehingga program pembentukan posdaya dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Kendala dalam pembentukan posdaya hampir sama dengan kendala yang kami temukan dalam acara seminar budidaya ikan lele yaitu acara pembentukan posdaya bersamaan dengan acara tahlilan dimasyarakat hingga acara pembentukan posadaya dimulai tidak sesuai dengan jadwal  yang telah direncanakan solusi yang seharusnya diambil sebelum pembentukan posdaya adalah berdiskusi dengan tokoh desa tentang waktu acara agar tidak bersamaan dengan acara yang telah ada di lingkungan desa
Gambar 12 pengurus Posdaya Babus Syafa’ah
Sedangkan dalam bidang-bidang meliputi :
1.      Agama
Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam bidang agama adalah:
a.       Khatmil Al-Qur’an
Khotmil quran ini sudah menjadi tradisi tersediri pada desa wandapuro, karena sudah menjadi tradisi di desa jadi kami hanya ikut serta dalam acara khotmil qur’an ini.  Terbukti hampir setiap minggu di setiap masjid wandanpuro selalu mengadakan khotmil qur’an, dan ini mendapat respon positif dari kalangan masyarakat dan ikut berpartisipasi. Adapun kendala selama kami di kkm terhadap khotmil qur’an ini yaitu kurangnya transportasi karena kendaraan kami yang terbatas dan terjadi bentrokan antara program yang lainnya. Jadi sebagai solusinya kami membagi tugas, ada sebagian dari  kami  yang megikuti acara khotmil tersebut dan ada juga yang menjalankan masing masing taggung jawabnya.
Pengalaman menarik yang kami alami pertama yaitu khotmil qur’an di musholla yang bertepatan di tengah kuburan.
b.      Diskusi keagamaan
Dari analisa yang dilakukan kami mendapatkan sebuah program dimasyarakat yang telah lama tidak berjalan yaitu diskusi agama tentang perawatan jenazah langkah awal sebelum program ini dijalankan adalah mengkorfirmasikan program ini kepada tokoh desa dan posdaya untuk berkerjasama menyukseskan program ini. Langkah selanjutnya adalah menentukan pemateri dan materi yang akan dibahas sewaktu pelaksanaan diskusi agama, langkah terakhir adalah menyebarkan undangan diskusi agama kepada masyarakat melalui bantuan majlis diba dan acara tahlil serta pengumuman di masjid sebelum dilaksanakannya ibadah shalat jum’at.
Pengalaman yang di dapatkan dari acara diskusi agama adalah banyak ilmu yang didapatkan seputar perawatan jenazah sehingga tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang mampu merawat jenazah tapi yang lain juga bisa melakukan perawatn jenazah.
Gambar 13 Praktik perawatan jenazah
c.       Shalat berjamaah di masjid
Shalat berjama’ah di masjid merupakan tugas keseharian kami selain bermanfaat bagi diri kami sendiri hal ini juga sebagai contoh bagi masyarakat sekitar bahwasannya shalat berjamaah itu hal yang penting untuk dilaksanakan.
d.      Mengadakan majlis diba’, tahlil, istighotsah.
Mengikuti majlis diba’, tahlil, dan istighotsah bertujuan untuk lebih mengenal dan bersosiali dengan masyarakat sekitar. Majlis diba’, tahlil, serta istighostah tersebut telah ada dan berjalan rutin di masyarakat. Majlis ini diisi oleh pembacaan maulid diba’, tahlil, dan istighotsah. Dengan adanya kegiatan ini peserta KKM dapan menjalin tali silaturrahmi dengan warga. Sehingga didapatkan
Gambar 14 Majelis Diba’

e.       Belajar qiro’ah
Belajar qiro’ah merupakan suatu program yang diminati oleh warga dan program ini khusus diminta dari warga untuk dapat di belajari dasar-dasar belajar qiro’ah dan program ini kami lakukan setiap hari pada ba’da sholat maghrib dan di TPQ ba’da sholat ashar.
Gambar 15 Belajar Qiro’ah

2.      Kewirausahaan dan ekonomi
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh para pengurus posdaya dalam hal kewirausahaan dan ekonomi adalah:
Mengadakan seminar budidaya ikan lele dan pengolahannya.
Program ini dibuat dengan tujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkat kesejahteraan keluarga dan membantu mewujudkan cita-cita desa wandanpuro menjadi icontnya ikan air tawar di kabupaten malang  sedangkan dalam proses menjalankan program ini terdapat beberapa proses yang harus dilakukan yaitu seperti berkonsultasi dengan bapak Bambang. S (anggota kelompok tani ikan air tawar yang bernama MINAPUROBAGUS), bekerjasama dengan perangkat desa, pamong desa, beserta LPMD dan BPD. Setelah bekerjasama dengan perangkat desa DLL dibuat undangan kepada masyarakat, petani ikan air tawar, ibu-ibu PKK untuk acara semiar budi daya ikan lele.
Gambar 16 Seminar Budidaya lele
Pengalaman menarik yang didapat dari program ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana cara membudidaya ikan air tawar terutama ikan lele dengan benar serta mengetahui cara pengolahan dan managemen pemasarannya. Dan masyarakat juga mampu memperdalam ilmu mengenai budidaya, pengolahan, managemen pemasaran dengan baik dan benar.
Alhamdulillah program ini didukung dengan baik oleh para perangkat desa, pamong desa dan masyarakat serta kelompok tani MINAPUROBAGUS. Sehingga masyarakat sangat antusias dalam mengikuti acara seminar budidaya ikan lele.
Kendala yang kami dapat dalam menjalankan acara ini adalah kurang baiknya koordinasi antar anggota dengan perangkat dan pamong desa untuk mengatasi masalah tersebut anggota harus lebih meningkatkan koordinasi kepada perangkat dan pamong desa dalam setiap acara. Kendala selanjutnya yang dihadapi adalah acara seminar budidaya ikan lele bersamaan dengan acara pengajian ibu-ibu di desa, solusi yang seharusnya dilakukan agar tidak terulang kembali adalah panitia seminar harus memusyawarahkan waktu acara dengan perangkat desa dan tokoh-tokoh desa.
3.      Kesehatan dan lingkungan
Bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh para pengurus posdaya dalam hal kesehatan dan lingkungan ialah:
a.       Membuat taman gantung didalam lingkungan SDN 1 Wandanpuro.
Gambar 17 membuat tanaman gantung
Langkah awal dari kegiatan ini adalah mengkonfirmasikan rencana kegiatan dengan pihat sekolah yaitu kepala sekolah serta beberapa guru yang ada didalam sekolah SDN 1 Wandanpuro, langkah selanjutnya adalah melakukan survey terhadap lingkungan sekolah untuk mencari tanaman sayuran yang cocok ditanam didalam lingkungan sekolah. Setelah itu mengkonsultsikan dengan posdaya tentang apa-apa yang dibutuhkan didalam program tersebut seperti tempat pembelian bibit, media tanam, wadah tanaman (polibek), DLL. Demi terselenggaranya program tersebut maka dilakukanlah pembelian bibit sayuran yang bertempat didaerah wajak dan pembelian bahan untuk taman gantung di daerah splendid kota malang. Penanaman dilakukan pada hari rabu 19-08-2015 mulai jam 08.00 hingga selesai.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah, siswa sekolah, anggota KKM, posdaya, dan masyarakat setempat sehingga kegiatan ini dapat dilakukan dengan lancara walaupun terdapat beberapa masalah dilapangan.
Kendala yang terjadi dilapangan adalah ketidak patuhan siswa sehingga proses penanaman bibit sayuran sedikit terganggu dan solusi yang diambil adalah membagi siswa dalam beberapa kelompok agar proses penanaman bibit berjalan dengan lebih terorganisir, kendala yang lainnya adalah anggota KKM tidak sepenuhnya berada dilapangan dikarenakan harus mempersiapkan tempat lomba yang akan berjalan disore hari sehingga kita mengambil solusi untuk memanfaatkan jumlah dan bantuan yang ada secara lebh maksimal.
b.      Menanam sayuran
Menanam sayur tidak jauh beda program nya dengan tanaman gantung hanya saja lingkup nya lebih besar dibandingkan denga tanaman gantung.
c.       Bersih-bersih masjid.
Bersih-bersih masjid merupakan program yang sederhana akan tetapi banyak manfaat dari program bersih-bersih masjid ini, yang sempat kami lakukan dalam program ini hanya 2 kali dikarenakan program ini merupakan program tambahan yang di usulkan di pertengahan masa KKM.
4.      Sosial
Bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh para pengurus posdaya dalam hal sosial yang bekerjasama dengan kegiatan desa yang telah terlaksana diantara:
a.       Mengikuti majlis diba’, tahlil, istighotsah.
b.      Mengikuti kegiatan khotmil qur’an yang diadakan oleh warga desa,
c.       Lomba antar TPQ
Lomba antar TPQ merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan semangat anak-anak TPQ dan sebagai wahana untuk mengembangkan dan menunjukkan bakat yang mereka miliki, serta untuk menunjukkan kepada orangtua mereka pentingnya pembelajar agama sejak dini.
 Dalam kegiatan lomba antar TPQ yang kami laksanakan melingkupi TPQ se-Desa Wandanpuro  kami mengundang 22 TPQ, adapun lomba yang dilaksakan adalah:
1.      Lomba adzan
2.      Lomba mewarnai
3.      Lomba puisi islami
4.      Lomba tartil Al-Qur’an
5.      Lomba pildacil
6.      Lomba fashion show islami
7.      Lomba rodart
Lomba ini dilaksanakan selama 3 hari yang bertempat di masjid babus syafa’ah
Anak-anak berantusias untuk menjadi yang terbaik dan dalam kegiatan ini kami dapat membuktikan bahwa masyarakat di desa wandanpuro sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan yang berbasis islami.
Gambar 18 Lomba Antar TPQ se-Desa Wandanpuro
d.      Pengajian Umum
Kegiatan pengajian umum ini dilakukan sebagai penutupan dari semua keiatan KKM yang telah kami laksanakan selama satu bulan dan juga sebagai perpisahan serta ucapan terima kasih kami kepada warga desa wandanpuro yang telah menerima dan mendukung kegiatan kami.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan serta mempererat tali silaturahmi antar warga desa. Dan kami juga berharap dari kegiatan ini warga dapat lebih menyadari pentingnya kegiatan yang berbasis islami juga kami ingin memberikan sedikit ilmu sebelum kami meninggalkan desa wandanpuro.
5.      Pendidikan
Bentuk kegiatan yang dijalankan oleh para pengurus posdaya dalam hal pendidikan adalah:
a.       Mengajar dengan metode baru di setiap TPQ
Langkah- langkah yang dilakukan sebelum mensosialisasikan metode pengajaran TPQ adalah berkunjung kebeberapa TPQ untuk bersilaturahmi dan menjelaskan maksud dari kunjungan ke TPQ tersebut serta melihat metode yang digunakan dan praktek didalam pengajaran TPQ tersebut.
Pengalaman menarik yang didapat dari program ini adalah mahasiswa mampu mengetahui kondisi dilapangan secara langsung dan menggabungkan dengan teori serta metode yang didapatkan Selama menjalankan study di kampus UIN Maulana malik Ibrahim malang
Kendala yang didapat adalah banyaknya TPQ di desa wandanpuro sehingga kami tidak mampu mensosialisasikan metode pengajaran TPQ keseluruh TPQ di desa wandanpuro sehingga kami mengambil solusi yaitu hanya mensosialisasikan metode pengajaran ke 4 TPQ seputar masjid saja dengan harapan dari 4 TPQ tersebut mampu mensosialisasikan metode pengajaran TPQ kepada TPQ lainnya didesa wandanpuro.
b.      Membuat mini perpustakaan masjid Babus Syafa’ah.
Perpustkaan mini masjid babus syafa’a adalah program yang dibuat demi memanfaatkan sebuah lokal gudang untuk dijadikan perpustakaan mini masjid babus syafa’ah demi kamaslahatan masyarakat dalam memperdalam ilmu agama selain dari apa yang didapat dari majlis-majlis ta’lim yang ada didalam lingkungan desa. Langkah awal yang dilakukan demi kesuksesan program ini adalah membicarakan tentang program perpustakaan masjid mulai dari  tempat, mencari proposal buku, fungsi dan hasil yang diharapkan dikemudian hari. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengajukan proposal kebeberapa took-toko  buku seperti wilis, togamas, qudsi, bayaqub.
Dalam menjalankan program ini Alhamdulillah banyak aspek masyarakat yang mendukung seperti tokoh desa, ta’mir masjid, anshor, dan masyarakat sekitar masjid. Dari beberapa proposal yang diajukan Alhamdulillah kami mendapat 2 tanggapan baik dari toko buku wilis dan took buku bayaqub.
Dalam menjalankan program ini memang tidak semuanya berjalan dengan baik dan sempurna, terdapat beberapa kendala atau masalah seperti rak buku yang belum tersedia didalam perpustakaan tersebut. Dari masalah yang ada kami mengambil sebuah solusi untuk menata buku dengan rapih didalam perpustakaan agar tetap menarik minat baca warga desa untuk memperdalam ilmu agama

C.    Hasil Kegiatan
1        Pendataan penduduk dan pemetaan
Hasil kegiatan yang diperoleh dari pendataan yang kami lakukan berupa data-data warga desa wandanpuro disekitar masjid babus syafa’ah meliputi RT 26, RT 28, RT 30, dan RT 32. Data yang kami peroleh berupa data demografi dan KB serta data tahapan keluarga sejahtera.
Data demografi dan KB meliputi: letak rumah keluarga, nama kepala keluarga, jumlah anggota keluarga dalam 1 KK, status pekerjaan, status perkawinan, tingkat pendidikan, PUS, dan kesehatan keluarga.
Sedangkan tahapan keluarga sejahtera meliputi: berapa kali makan dalam sehari, jumlah pakaian, luas rumah, sarana kesehatan, fasilitas rumah, pendidikan, ibadah, sandang pangan, usia anggota keluarga, pengetahuan tentang agama, tabungan, lingkungan tempat tinggal, sarana informasi yang digunakan, kegiatan sosial yang diikuti, dan keaktifan di masyarakat. Dari beberapa aspek diatas kami dapat menentukan hasil tahapan keluarga sejahtera, dari keluarga yang kami data merupakan keluarga yang pra sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III, atau sejahtera III plus.
2        Mengikuti majlis diba’, tahlil, istighotsah.
Dalam kegiatan majlis diba’, tahlil, istighosah warga sangat antusias untuk mengikutinya, bahkan kegiatan- kegiatan ini sudah dijadwalkan setiap minggunya disetiap RT untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara bergiliran.
3        Khatmil Qur’an
Dari acara khotmil qur’an  selama kami kkm di desa wandanpuro masyarakat tersebut semakin antusias dan banyak yang berpartisipasi terhadap pemberian berkat. Ini terbukti masyrakat tersebut merespon positif dan yakin bahwa membaca al-qur’an adalah bentuk sifat kita mendekatkan diri kepada allah.
4        Seminar budidaya ikan lele
Dari kegiatan seminar budidaya ikan lele yang diadakan selama kami melakukan kegiatan kkm di desa wandanpuro hasil yang didapatkan adalah bertambahnya para pembudidaya ikan lele, para pembudidaya yang memakai kolam berbentuk silinder merubahnya menjadi kolam berbentuk persegi sehingga hasil yang didapat lebih bertambah dibandingkan ketika memakai kolam berbentuk silinder.
5        Pembetukan posdaya
Hasil yang diharapkan dari terbentuknya posdaya adalah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari semua program yang akan dijalankan oleh posdaya sewaktu kegitan kkm berakhir dan dapat mempermudah kegiatan kkm selanjutnya dalam menjalankan seluruh program kerja yang akan dibuat nanti.
6        Sosialisasi metode pengajaran TPQ
Dalam sosialisasi metode pengajaran TPQ kami hanya mampu memberikan di 4 TPQ dari beberapa TPQ yang ada karena keterbatasan anggota. Dari 4 TPQ itu dapat dilihat hasilnya dengan antusias anak-anak TPQ untuk mendapatkan metode pembelajaran baru yang belum pernah mereka terima sebelumnya, seperti halnya bahasa inggris, bahasa arab, tartil al-qur’an, dan lain sebagainya.
7        Diskusi agama tentang perawatan jenazah
Hasil yang dapat diambil adalah warga dapat lebih mengerti pentingnya tatacara perawatan jenazah mulai dari memandikan jenazah sampai men-kafani jenazah yang bermanfaat dan penting sekali untuk generasi selanjutnya agar tidak hanya sesepuh saja yang mengerti akan tetapi semua warga terutama para remaja yang akan menjadi penerus mereka.
8        Penanaman bibit sayuran dan pembuatan taman gantung
Dengan ditanamnya bibit sayuran yang memanfaatkan barang-barang bekas dan lahan yang sedikit dan sempit diharapkan masyarakat dapat mengurangi sampah-sampah yang diuraikan sehingga linkungan menjadi lebih bersih dan selain tu sampah-sampah yang sult diuraikan seperti botol, plastic dapat dimanfaatkan kembali.
9        Pembuatan mini perpustakaan masjid Babus syafa’ah
Dengan adanya mini perpustakaan masjid hasil yang diperoleh adalah memperkenalkan masjid kepada masayrakat bahwa masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah namun juga dapat di jadikan sebagai tempat untuk mengembangkan wawasan dan mencari ilmu serta menjadi sentral kegiatan-kegiatan lain yang berbasis agama.
10    Lomba antar TPQ
Lomba antar TPQ berjalan dengan lancar. Dan Alhamdulillah mendapatkan respon positif dari masyarakat. Karena selama ini di desa tersebut belum pernah mengadakan lomba yang tingkatannya antar TPQ. Dan yang lebih spektakuler lagi lomba antar TPQ ini mendapat respon khusus dari kepala desa, dan mengatakan dia sangat berharap lomba ini bisa terlaksana lagi di tahun yang akan dating da akan diberikan hadiah jutaan rupiah.
11    Pengajian umum
Hasil dari pengajian umum ini adalah wawasan masyarakat yang semakin bertambah tentang nilai-nilai keagamaan, serta meningkatnya antusias masyarakat terhadap kegiatan yang berbasis islam, hal ini dibuktikan dengan semangat mereka untuk mengikuti kegiatan pengajian umun dan banyak  yang membantu kami mulai dari awal kegiatan sampai selesainya kegiatan ini.
D.    Keberlanjutan Program
1        Program jangka panjang
a.       Pembentukan Posdaya
Pembetnukan posdaya pada tanggal,, akan tetap diapantau dengan mahasiwa dalama waktu 1 bulan sekali. Kegiatan berfungsi agar posdaya tetap berdiri. Adapun tujuan dibentuknya posdaya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan segala program yang dibuat oleh pengurus posdaya dan kadernya yang dibantu serta dipantau oleh mahasiswa peserta KKM     
b.      Pendataan dan pemetaan
Pendataan dan pemetaan dilakukan untuk kepentingan posdaya yang bertujuan untuk menepatkan target atau sasaran
2        Program jangka pendek
a.       Mengikuti majlis diba’, tahlil, istighotsah.
Majlis diba’, tahlil, istighotsah sudah terjadwal dan selalu dilaksanakan di tiap-tiap RT secara bergiliran di setiap minggunya sesuai dengan musyawarah yang telah mereka laksanakan.
b.      Khatmil Qur’an
Khotmil qur’an ini sudah menjadi tradisi sendiri di daerah ini, dan kami mengikutinya bertujuan mendekatkan diri kepada masyarakat agar nantiya terjalin komuniksi yang efektif. Dan program ini sifatnya jangka panjang karena sudah terstruktur mengenai jadwal khotmil qur’an tersebut. Jadi masyarakat bisa mengetahui dimana tempat khotmil qur’an selanjutnya dilaksanakan.
c.       Seminar budidaya ikan lele
Lebih banyak warga yang berminat untuk mengembangkan usaha budidaya lele, sehingga usaha budidaya mereka dapat dikenal di semua penjuru dan menjadi icon atau identitas tempat mereka sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian mereka.
d.      Sosialisasi metode pengajaran TPQ
Ustadz dan ustadzah menerapkan metode baru untuk mengajar para santrinya sehingga santri TPQ tidak bosan untuk mengenal agama dan menjadi daya tarik orangtua untuk mengenalkan agama kepada anaknya sejak dini.
e.       Diskusi agama tentang perawatan jenazah
Dari semua kalangan masyarakat dapat lebih belajar dan mempraktekkan secara langsung tentang perawatan jenazah, sehingga mereka dapat memperlakukan jenazah dengan sebaik mungkin dan tidak terjadi kesalahan dalam perawatan jenazah.
f.       Penanaman bibit sayuran dan pembuatan taman gantung
Kami menyediakan bibit sebagai proses penghijaun kemudian masyarakat  merawatnya hingga bibit tersebut tumbuh menjadi besar sehingga dapat menjadi penghijauan di desa tersebut.
g.      Pembuatan mini perpustakaan masjid Babus syafa’ah
Kami dan masyarakat berusaha mencari buku-buku untuk melengkapi dan menambah buku-buku yang sudah kami dapatkan dan sudah kami serahkan kepada ta’mir masjid sehingga dapat dimanfaatkan bersama.
h.      Lomba antar TPQ
Dengan adanya lomba ini TPQ lebih mengoptimalkan pembelajaran yang lebih efisaen dan efektif untuk meningkatkn kreatifitas dan potensi yang dimiliki oleh anak dan juga sebagai acuan atau pembelajaran kegiatan desa yang dapat dilaksanakan oleh perangkat desa dengan posdaya untuk mengetahui potensi warga desa.
i.        Pengajian umum
Kami bersama posdaya memberikan pandangan kepada masyarakat akan pentingnya mengadakan pengajian umum pada hari-hari besar atau minimal dilakukan sekali dalam satu tahun, sehingga mulai saat itu masyarakat berencana untuk mengadakan pengajian umum di setiap hari- hari besar yang bertujuan untuk menambah wawasan warga tentang agama


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah berinteraksi langsung dengan masyarakat selama satu bulan, dalam bentuk kegiatan kuliah kerja mahasiswa(KKM) tematik posdaya berbasis masjid. Didapatkan kesimpulan beberapa hal, antara lain:
1.      Kami mengalami kesulitan melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar masjid Babus Syafaah karena mayoritas masyarakat sibuk beraktifitas dari pagi hingga sore hari. Media berkumpul warga adalah majlis tahlilan, diba’ dan istighotsah yang dilaksanakan secara bergiliran di tiap RT pada malam hari. Dalam kesibukan masyarakat masih ada beberapa warga yang antusias dengan kegiatan KKM, mereka menaruh banyak harapan kepada peserta KKM, akan tetapi karena keterbatasan waktu, kondisi, sumber daya manusia, pengalaman yang kami miliki, tidak semua permintaan mereka kami penuhi.
2.      Pendekatan yang paling mudah yang dilakukan adalah kepada anak-anak yang ada di lingkungan masjid yang dinaungi oleh TPQ-TPQ dan Sekolah Dasar(SD), pendekatan tersebut diharapkan dapat pula menarik perhatian orang tua mereka untuk ikut serta secara aktif dalam setiap kegiata posdaya.
3.      Solidaritas masyarakat akan lebih aktif ketika adanya kordinasi yang lebih baik antara prangkat desa, Ormas desa, susunan kepengurusan posdaya dan kepengurusan masjid kepada masyarakat.
4.      Pembekalan dari LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang dilaksanakan sebelum mahasiswa berada di tempat KKM dirasa masih kurang, karena ternyata ketika kami berada di tempat KKM, kami masih belum faham tentang posdaya, sehingga kami kesulitan menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke tempat KKM.
B.     Rekomendasi
Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Posdaya Berbasis Masjid yang ditujukan kepada masyarakat lingkungan Masjid Babus Syafa’ah yang berlokasi di Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Sejatinya memiliki tujuan dan cita-cita yang mulia, yaitu untuk meningkatkan fungsi masjid yang selama ini hanya digunakan untuk melaksanakan ibadah ritual semata. Padahal seluruh aspek kehidupan umat Islam akan bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah dan untuk mencari ke-ridha-an Allah semata. Masjid yang fungsinya sudah meningkat akan menarik banyak masyarakat untuk beraktivitas di masjid, sehingga masjid yang telah berdiri menjadi makmur dan dapat memberdayakan masyarakat di lingkungannya, dengan cara ditumbuhkembangkannya kembali empati di antara jama’ah masjid.
Karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki, tujuan atau cita-cita mulia untuk memakmurkan masjid tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, demi keberlanjutan program Posdaya berbasis masjid yang sudah dibentuk, kami merekomendasikan beberapa hal, antara lain:
1.         Menertibkan sistem keorganiasasian Posdaya berbasis masjid baik secara administratif maupun fungsionaris kepengurusan Posdaya.
2.         Sosialisasi manfaat Posdaya berbasis masjid kepada masyarakat secara menyeluruh, agar mereka mengetahui keuntungan apa yang dapat mereka peroleh dengan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang Posdaya koordinir.
Adapun program unggulan yang kami rekomendasikan adalah:
1.      Memberikan sosialisasi budidaya lele  kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menjadikan pandangan untuk membuka lapangan pekerjaan baru yang bisa meningkatkan perekonomian desa wandanpuro.
2.      Pengajian umum yang dilaksanakan disetiap hari hari besar. Kami berharap dengan adanya pengajian umum ini wawasan dari masyarakat wandanpuro tentang agama semakin meningkat dan dapat mereka terapkan dalam kehidupan  sehari-hari yang akan menjadi bekal nanti dihari akhir.

No comments:

Post a Comment